Jumat, 06 Februari 2009

map of samosir island!













Beautifully panorama and natural

Samosir, or Pulau Samosir, is a large volcanic island in Lake Toba.

The natural beauty of Lake Toba, fresh air and the lake's blue water and fresh.

The island is the centre of the Batak culture and many of this people's artifacts remain on the island.

Adat Batak Toba

Batak Bataks is a community, one of community or ethnic in North Sumatera. While the term is used to include the Toba, Karo, Pak Pak, Simalungun, Angkola and Mandailing groups. Language and culture almost similar. Around the Lake is main of Batak's ethic, especially Batak Toba.

Batak



Kamis, 05 Februari 2009

BATAK!






















HORAS JALA GABE!

As we all know, Batak is an ethnic group in North Sumatera. It consists of different groups, from Toba, Karo,simalungun, pakpak, nias, and Mandailing.

We're famous for being tough, very loud, and singing talent :). We're also big on helping each other since we Batak are one big family. Yes, people find us everywhere, what can we say? We're natural born travelers.
A little inside jokes :P - We also represent in the law field, from the judge, lawyer, police, to (sadly) the one that's being punished.

So, feel free to join. It doesn't matter whether you're 1/2 (half) or 1/64 (is there a word to pronounce this?), you're still Batak. And don't forget to invite others :).

www.batakonline.com

Punguan Raja oloan

Naibaho
Sihotang, Lingga, Hasugian
Bakara
Sinambela
Sihite
Manullang

Deretan perbukitan memagari lembah itu. Air danau yang hijau kebiruan terhampar di satu sisinya. Dua benteng alam itu menjaga kehidupan masyarakatnya sejak ratusan tahun yang lalu. Sepotong keindahan di tanah Batak yang dikenal sebagai Bakara.

bakara viewBakara adalah bentangan lembah datar seluas ratusan hektare. Sebuah kampung yang penuh pesona dengan wisata alam dan budaya yang tersohor hingga ke negeri lain. Wilayah administratifnya di Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara.

Lembah yang berjarak belasan kilometer dari Dolok Sanggul itu terdiri dari beberapa desa dan dusun. Dibelah oleh dua aliran sungai besar yang berair deras. Sungai terbesar yang dominan adalah Aek Silang yang bersumber dari air terjun yang tercurah dari bentangan perbukitan. Sungai kedua yang lebih kecil bernama Aek Simangira. Keduanya mengaliri beberapa desa dan bermuara di Danau Toba.

Uniknya, kedua sungai ini dengan mudah bisa dikenali dari warna air yang terlihat. Aek Silang berair coklat kemerahan. Warna yang terbias dari dasar sungai yang bertanah liat coklat dan lelumut kecolkatan. Sementara Aek Simangira warnanya cenderung putih, karena dasarnya yang berpasir tertutupi bebatuan kali.

Kedua sungai ini adalah sumber air utama bagi kebutuhan mandi, cuci, dan kakus warga di seluruh lembah Bakara. Namun ada juga sekian rumah yang memanfaatkan sumur dan air tanah sebagai penyedia air minum.

Relief bukit, sungai, dan hamparan Danau Toba menawarkan alam asri nan indah di lembah Bakara. Ada banyak alternatif tempat dengan lansekap pemandangan mempesona yang bisa dinikmati dari sini.

Panorama Alam

Suhu di lembah Bakara relatif dingin dan sejuk sepanjang hari, dengan tebaran banyak mata air (mual). Mata air utama yang terbesar adalah Aek Sitio-tio. Lokasinya persis di tepian sungai.

Tempat pemandian alam yang dulunya berupa telaga kecil itu bersumber dari mata air “abadi” yang dinaungi sebuah pohon besar sejenis hariara (sejenis beringin) yang airnya tak pernah kotor. Sepanjang tahun selalu bersih, jernih, dan dingin. Lokasi itu kini menjadi sumber air utama bagi warga sekitar untuk kebutuhan minum dan mandi.

Kejernihan dan kesejukan Aek Sitio-tio selalu “memanggil” pengunjung untuk berendam di sana. Rugi rasanya jika tidak mencoba telaga yang dulu pernah jadi tempat istirahat favorit tentara Belanda masa kolonial.

Selain telaga, di Bakara juga banyak ditemui air terjun. Hampir si setiap penjuru terhampar air terjun besar maupun kecil. Semuanya punya kekhasan tersendiri. Namun yang paling dikenal sebagai obyek wisata adalah Aek Sipangolu.

Aek Sipangolu adalah air terjun yang dipercaya sebagai air suci yang mengandung unsur dasar perawat kehidupan. Penduduk sekitar sejak dulu kala percaya air tersebut bisa menjadi “obat” bagi banyak kebutuhan.

Para pengunjung yang ingin merasakan sejuknya air terjun ini, ada tempat pemandian umum. Sumber airnya langsung berasal dari aliran Aek Sipangolu. Atau yang ingin membawa pulang airnya, boleh juga. Ada jerigen yang disediakan di dekat lokasi air terjun tersebut, khusus untuk pengunjung yang ingin membawa air Aek Sipangolu sebagai oleh-oleh.

Dari pinggiran aliran air terjun ini, kita bisa melahap pemandangan danau toba dari sisi yang lain. Atau boleh juga beristirahat sambil minum kopi atau teh dari warung sederhana yang dikelola penduduk lokal.

Wisata Budaya

Lembah Bakara cukup subur dan menjanjikan hasil panen yang baik untuk tanaman padi, bawang, dan palawija. Sejak dulu Lembah Bakara sudah dikenal bahkan tersohor sampai ke Negeri Belanda, sebagai lembah eksotis yang menyimpan muatan sejarah dan budaya.

Bakara sendiri merupakan pusat pemerintahan Sisingamangaraja I – XII, persisnya di Desa Lumbanraja.

Sejak pemerintahan Sisingamangaraja ini, adat dan budaya Batak semakin mengental karena sang raja yang kharismatik menyebarkan ajaran kebaikan dan kebajikan yang berakar dari adat istiadat Batak. Sisingamangaraja menjadi teladan dan panutan raja-raja Batak di sekitarnya. Sehingga ia dianggap sebagai raja dari segala raja dalam bidang moral.

Kompleks istana kerajaan Sisingamangaraja di Lumbanraja, yang terdiri dari deretan empat Ruma Bolon masih bisa dilihat hingga kini. Pada Desember tahun lalu, proyek renovasi situs Sisingamangaraja tersebut rampung dikerjakan. Proyek APBD 2005 yang dimulai sejak 26 September 2005 itu merenovasi ulang tiga deretan bangunan utama istana.

Bangunan yang direnovasi berkalali-kali sejak puluhan tahun lalu itu, bukan lagi bangunan asli. Bangunan asli udah dibumihanguskan pada masa Perang Batak berkecamuk (1877 – 1907) melawan tentara Kolonial Belanda.

Kemudian di dalam kompleks istana persis di halaman depan deretan Ruma Bolon, terdapat sembuah makam berupa bangunan persegi panjang yang terbuat dari semen yang dilengkapi ornamen Batak, ukiran bendera kerajaan Sisingamangaraja, cap (stempel) Sisingamangaraja, dan sebuah prasasti beraksara Batak Toba.

Lalu di persis di luar kompleks yang dipagar keliling dengan batu dan besi itu, masih bisa ditemukan satu situs yang unik. Namanya Batu Siungkap-ungkapon. Situs batu berdiameter 80-an cm ini konon dulunya digunakan dalam ritual untuk meramal dan memprediksi hal-hal yang sangat penting, terutama dalam bidang pertanian.

Mengunjungi Bakara, Anda bukan saja bia menikmati keindahan alam, sejuknya udara, dan suasana pedesaan yang asli, tapi juga bisa melihat situs sejarah yang sangat penting dalam sejarah kerajaan Batak menentang Kolonial Belanda di masa lalu.



Auslaenderin aus Philipina

i was met with philipine friends, they're very kindly and nice women.
i miss you alots.

kamusta ate?

ingat ka and mahalna,

Salamat po!

HORAS!

evalena from Medan

Halloween Party in Medan-Indonesia






Like most expatriates far from home, parents in Indonesia make an extra effort during special holidays to recreate traditions from home for their children. Halloween is no exception and is widely celebrated amongst the expatriate community in Indonesia, particularly amongst North Americans.

Explaining Halloween

If you have troubles explaining Halloween to Indonesians, it may be helpful to think of Halloween in terms of something that is similar in Indonesia. I have heard of no direct historical tie to Halloween in Indonesia. s colonial history. However, a Halloween-like religious/cultural event in Indonesia is Nyepi, which is celebrated by Hindus in Bali. The night before Nyepi, the Hindu New Year, Balinese leave their homes and make a lot of noise all through the neighborhood and community, to scare away the evil spirits. The next day, Nyepi, Balinese must stay inside their homes, not doing any work, cooking or making any noise that would invite the spirits into their home. So, if an Indonesian friend asks you to explain Halloween, you may find it easier to point out the similarities with Nyepi than to describe how the pagan origins of this holiday turned into the candy-seeking, costume-wearing party that it is nowadays.

Rabu, 04 Februari 2009

MUSIK ist mein Leben

http://www.deutschland.fm/

Selasa, 03 Februari 2009

MEDAN

Medan in Brief

Medan, the provincial capital of North Sumatera, is a cosmopolitan city with over 2 millions inhabitants and a booming commercial center for the region's huge oil and agro-business. As a result of major international investments in plantation, agriculture from 1870's onward. Medan grew from a tinny village to a prosperous colonial city of 60,000 people by 1943. Following indepence in 1945, the population exploded even more rapidly, with dramatic influx of various Batak and other groups all over Sumatera and Indonesia. Today, Medan is by far the largest city in Sumatera and the third largest in the nation after Jakarta and Surabaya in the island of Java.
As a bustling, modern commercial and administrative center, Medan is Indonesia's western most international gateway, maintaining regular flights from Penang, Kuala Lumpur, Ipoh, Langkawi, Singapore. Additionally, there are several flight connecting Medan to the nation's capital., Jakarta, to Padang and to other destinations in the western Indonesian island. Medan literally meand "Field" or "Battlefield", and indeed was once the battlefield where the Deli Sultanete and the Kingdom of Aceh were at the war hundred years ago.
Exploring the most culturally diverse selected historical destination, such as: Istana Maimon, the ceremonial palace of Sultan Deli, Mejid Raya or Grand Mosque;Kampung Keling, with Shri Mariamman Temple, built in 1884 but hasbeen renovated few years ago;Vihara Gunung Timur, the largest Chinese Temple in Medan (perhaps in Sumatera); Immanuel Protestant Church, built in 1812;Kesawan street, a center of traditional handicraft, developed by Tjong A Fie (first wealthy chineseman in Medan).

.
Originally the Istana Maimoon was called Deli Sultan Palace, istana means palace. Istana Maimoon is historically related to the Grand Mosque. It was built in 1888 by Sultan Ma'mun Al Rashid and used as an administrative center until the end of world war II.
Maimoon Palace - Grand Mosque
Around the city
Medan City Major's Office, the third largest metropolitan in the country - to cope with the fast development in the city Chinese Temple, Vihara Gunung Timur, located in the downtown of Medan. The largest temple in Sumatera. Medan Post Office built in Dutch times. One of the city corners night.

Tha largest crocodile farm in Indonesia, only about 5 km from the heart of Medan city. Make business with your relatives while playing golf.. Fresh from the ocean, variaty of seafood, ie. fish, crab, squid. The only wildlife gallery in Asia with a collection of ±600 species from all over the world.

Belawan is a major gateway to Sumatera for tourist, besides Polonia airport. It is 26 km north of teh center of Medan and one of the liveliest ports in Indonesia serving big parts of Sumatera. Polonia airport has direct flight to Thailand, Malaysia, Singapore, China and India. This is the gateway for adventures for Tourist to North Sumatera.